Kirab Tebu Temanten atau Tradisi Cembengan

By poetry - 07.48

Tradisi Cembengan atau biasa dikenal dengan Kirab Tebu Manten dilakukan sebagai tanda akan dimulainya musim giling dan suling. Tradisi ini biasa digelar di pabrik gula Madukismo Bantul Yogyakarta. Tradisi cembengan atau ceng beng sebelumnya dibawa oleh masyarakat Tionghoa menuju ke berbagai wilayah di Indonesia khususnya di tanah Jawa.
Para produsen gula asal Tionghoa pada zaman dahulu selalu melaksanakan upacara atau tradisi Ceng Beng sebelum memulai giling tebu sebagai awal proses produksi gula. 

Puncak sembahyangan Ceng Beng dilaksanakan pada tanggal 9 bulan ke-3 tahun Cina. Tradisi ini sama dan juga sering digelar oleh Pabrik gula Madukismo. Sebelum seluruh acara dilaksanakan sebagian besar pimpinan dan karyawan Pabrik Madukismo melakukan peziarahan ke berbagai makam di antaranya makam Bah De Pok, Makam Ragacala, dan Makam Imogiri. Beberapa sajen buangan juga disiapkan pihak pabrik yang terdiri atas tumpeng alit moncowarno.

Tumpeng alit lima warna merupakan sebuah simbol nafsu yang terdapat di dalam diri manusia. Dengan dibuat dan dibuangnya tumpeng alit moncowarno diharapkan nafsu-nafsu buruk manusia bisa dilepaskan atau terkendalikan dengan baik.


  • Share:

You Might Also Like

0 Comments