Istana kepresidenan atau gedung agung berada tepat di depan Benteng Vredeburg Jl. Jend. Ahmad Yani Jogjakarta. Gedung yang bergaya arsitektur kolonial ini pada tahun 1842 digunakan sebagai tempat tinggal residen Belanda. Pada jaman perjuangan kemerdekaan, Gedung Agung digunakan sebagai kediaman resmi presiden dan pusat pemerintahan Republik Indonesia saat ibukota Indonesia berada di Jogjakarta. Saat ini Gedung Agung hanya dapat dikunjungi wisatawan melalui prosedur administrasi.
Minuman khas Kotagede yang tampil adalah semelak, yang berbahan utama buah pace. Semelak sudah ada sejak zaman dulu, jauh sebelum buah pace naik daun pada tahun 2000-an. Semelak biasanya diminum setelah menyantap daging kambing. Salah satu khasiat pace memang menurunkan darah tinggi dan kolesterol. Biasanya untuk menetralisir rasa alami pace, maka dalam semelak ditambahkan gula jawa, gula nira, cengkeh dan ketumbar. Rasa minuman Semelak adalah tajam dan pengar.
Peyek Jingking adalah makanan khas pesisir pantai Bantul, Jogjakarta. Penjual peyek jingking banyak ditemui ketika kita mengunjungi Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok hingga Pantai Samas. Peyek Jingking memiliki rasa renyah dan gurih. Jingking adalah jenis binatang (hexapoda) yang hidup di pantai berpasir. Jingking adalah anak kepiting pantai atau bayi kepiting yang besaran tubuhnya baru seukuran kacang hijau, binatang ini digoreng dalam adonan peyek wujudnya seperti peyek kacang kedelai.
Halaman keraton Jogjakarta bagian Selatan dikenal dengan nama Alun-alun kidul. Pada bagian tengahnya terdapat dua pohon beringin yang bernama supit urang. Konstruksi bangunan yang menghiasi kedua pohon tersebut menggambarkan sifat pemuda pemudi. Karena keunikannya, muncul mitos bagi siapa saja yang bisa melewati tengah-tengah diantara kedua pohon beringin tersebut doanya akan terkabul dan pasti akan kembali kesana lagi.
Kita tentunya tidak asing mendengar kata patehan. Sekarang patehan adalah istilah dapurnya orang yang mau menyelenggarakan pernikahan. Padahal pada mulanya patehan adalah sebuah bangunan yang dipergunakan untuk membuat makanan dan minuman terutama teh, baik keperluan harian maupun untuk keperluan khusus. Letak bengunan patehan dekat dengan Pintu Gerbang Kemerdekaan.
Pembatikan di Jogjakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram pertama. Pembatikan pada jaman dulu masih sangat terbatas dalam lingkungan keluarga Keraton saja yang dikerjakan oleh dayang-dayang keraton. Selanjutnya pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga Keraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara kerajaan. Karena keraton sering mendapat kunjungan dari rakyat, rakyat akhirnya tertarik meniru batik yang dipakai oleh keluarga Keraton yang akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari Keraton.
Keraton disebut juga dengan kedaton. Keraton memiliki makna nasehat dan peringatan untuk mencintai sesama dan berlaku sederhana serta berhati-hati dalam bertingkah laku dan selalu berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Geblek Jogja adalah salah satu jenis makanan khas Kulon Progo, Jogjakarta dibuat dari bahan baku berupa tepung kanji atau tepung tapioka, hanya saja tepung tapioka yang digunakan adalah tepung tapioka basah. Tapioka basah biasanya dikirim ke pembuat geblek dalam adonan yang sudah basah yang bisa dipotong-potong dan disesuaikan ukurannya.
Makanan khas Jogja, serabi kocor atau yang lebih dikenal dengan nama kue Cucur, dalam pembuatannya tidak ada pemanis sama sekali. Bahan-bahan yang digunakan adalah tepung beras, kelapa muda dan garam. Adonan yang terdiri tepung beras, kelapa muda, dan garam di buat encer, jika adonan sudah merata, adonan siap untuk di goreng, dengan api yang kecil. Rasanya yang khas dan lezat membuat kita tidak cukup hanya makan satu saja. Agar tampilan sedikit menarik kadang kue cucur di hidangkan dengan berbagai warna, adonan kue di beri sedikit pewarna makanan, agar lebih menarik.
Mengunjungi Sadeng bagaikan menyaksikan sebuah proses evolusi. Selama perjalanan, bisa dikenang evolusi dataran rendah jalur aliran Bengawan Solo Purba dari tempat mengalirnya air hingga menjadi ladang palawija yang produktif. Sementara, mengunjungi pantainya seolah mengenang pantai yang semula muara sungai menjadi daerah sepi dan akhirnya berkembang menjadi pelabuhan perikanan terbesar di Jogjakarta.
Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik. Kalau air surut, anda bisa melihat hamparan alga (rumput laut) yang berwarna hijau maupun coklat. Puluhan jenis binatang laut juga terdapat di sela-sela karang, mulai dari landak laut, bintang laut, hingga golongan kerang-kerangan. Tapi yang tidak terdapat di pantai lain adalah pesona budayanya, mulai dari bangunan hingga makanan penduduk setempat. Satu diantaranya yang menarik, adalah adanya tempat ibadah untuk empat agama atau kepercayaan berdiri berdekatan. Apakah itu bentuk multikulturalisme?
