Tumpeng, Filosofi Tinggi dari Tradisi Jawa

By poetry - 20.16

Dalam perayaan budaya Jawa sering sekali disajikan Tumpeng. Selain bentuknya yang unik seperti piramid, tumpeng memiliki filosofi yang tinggi. Tumpeng kependekan dari “Tumpaking penguripan-penguripan lempeng temuju pangeran”, yang berarti “Berkiblatlah kepada pemikiran bahwa manusia itu hanya hidup menuju jalan Tuhan Yang Maha Esa”. Menurut fungsinya, tumpeng dibagi menjadi tumpeng adhem-adheman, among-among, alus, kapuranto, kendhit, ponco warno, punar, robyong dan obyong gundul, dan masih banyak tumpeng lainnya.

Tumpeng adhem-adheman dibuat dari nasi putih yang puncaknya dikalungi sobekan daun pisang, melambangkan pengharapan kepada makhluk halus penghuni Keraton untuk tidak menganggu kegiatan manusia dan menjaga ketentraman lingkungan. Sedangkan Tumpeng Among-among dibuat dengan nasi putih disajikan bersama aneka sayur mayor, seperti bayam, kacang panjang, dan kangkung serta bumbu megana atau gudangan sebagai takzim kepada makhluk halus yang ada di sekitar manusia.

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments